Ga sengaja yah gue nyalain tv dikamar dan ga sengaja pula gue arahin channel ke indosiar, saat itu yang gue tonton adalah acara musik, yah mungkin ini acara musik biasa, kan emang akhir-akhir ini acara musik emang lagi sering di tayangin di stasiun tv nasional, waktu itu yang gue liat adalah perform nya davit yang merupakan vokalis naif, dia bawain lagu ciptaan nya bapak alm. Ismail Marzuki yang pernah juga dipopulerkan sama Slank judulnya Juwita Malam, bener-bener beda lagu ini diaransemen ala-ala jazz dan menurut gue ini keren banget gue yang tadinya niat buat maen FIFA13 pun akhirnya mengurungkan niat gue, dan beralih untuk serius nonton acara ini ampe kelar, tapi gue sendiri ga tau sebenernya ini itu acara apa dan gue pun buka twitter ternyata acara ini adalah RUMAH MUSIK INDONESIA yang digagas oleh Glen fredly, oke denger nama tadi gue tambah yakin kalo ini acara pasti bakalan lebih cetaar dari syahrini looh??? tapi sebenernya gue masih bingung kenapa harus ada acara ini dan di tiap tweet yang masuk kala itu ada kata-lokananta, apa ini?? sampe banyak hastag #SaveLokanta, apa juga itu Lokananta, dan karena gue udah dikalahin sama rasa Kepo gue yang emang udah akut, gue pun nyoba nyari tau tentang Lokananta di google tentunya.
Beberapa musisi pengisi acara Rumah Musik Indonesia
ini waktu #SaveLokananta jadi trending topic
Dari hasil kepo gue, Lokananta itu ternyata adalah sebuah studio musik pertama yang dimiliki Indonesia, Lokananta diresmikan oleh Presiden kita pertama kita yaitu Bapak Ir. Soekarno pada tanggal 29 Oktober 1956 itulah Studio musik yang dimiliki oleh negara bahkan sampai sekarang, dari studio ini pula lah musisi-musisi besar kita kala itu seperti Gesang, Waldjinah, Bubby chen, Titiek Puspa, Bing Slamet, tidak hanya itu di studio ini pula lah rekaman pidato Bung Karno pada 17 Agustus 1945 di Jalan Ahmad Yani Solo, tidak ketinggalan disana juga ada permainan gending karawitan gubahan dalang ternama Ki Narto Sabdo. Studio yang berlokasi di Kota Solo ini awalnya digunakan untuk merekam dan memproduksi piringan hitam. Salah satunya untuk bahan siaran Radio RRI (Radio Republik Indonesia) untuk seluruh negeri ini namun seiring berjalanya waktu beragam kaset dan juga VCD juga diproduksi disini .
Namun Kondisi Lokananta sekarang seperti terlupakan, sebagai studio bersejarah dan satu-satunya yang dimiliki oleh negara ini keadaan lokanta seperti dilupakan oleh pemerintah, Studio yang berlokasi tepat di pusat kota Solo ini, seperti tak di jamah kepedulian oleh pemerintah sebagai aset bangsa, padahal ribuan Master Rekaman dari berbagai genre musik dari mulai Pop, Kroncong, hingga Jazz, sejak tahun 50-an hingga 80-an disimpan disana. minimnya dana operasional menjadi masalah yang terjadi disana, bahkan beberapa koleksi pun sempat dijual kepada kolektor untuk menutupi biaya operasional selama ini. Bukankah semua yang ada disana adalah aset berharga negara? lalu kemana pemerintah, pengurus sempat mengajukan masalah ini kepada walikota Solo pada saat itu Bapak Joko Widodo, dan bak gayung bersambut Jokowi pun merespon baik laporan tersebut, bahkan jokowi siap melakukan apa saja untuk membantu, bahkan kalau perlu dicarikan rekan bisnis, rencananya pada saat itu tanah luas yang berada pada sekitar lokananta akan disewakan untuk pihak ketiga, untuk dibangun rumah sakit, sekolah atau hotel, "yang penting bukan untuk dijadikan mall", tutur jokowi pada saat itu. namun belum sempat keinginannya itu terealisasi Jokowi keburu naik pangkat menjadi Gubernur DKI jakarta, namun harapan yang sama tetap ada untuk penerus Jokowi saat ini, untuk peduli kepada Lokananta.
Namun Kondisi Lokananta sekarang seperti terlupakan, sebagai studio bersejarah dan satu-satunya yang dimiliki oleh negara ini keadaan lokanta seperti dilupakan oleh pemerintah, Studio yang berlokasi tepat di pusat kota Solo ini, seperti tak di jamah kepedulian oleh pemerintah sebagai aset bangsa, padahal ribuan Master Rekaman dari berbagai genre musik dari mulai Pop, Kroncong, hingga Jazz, sejak tahun 50-an hingga 80-an disimpan disana. minimnya dana operasional menjadi masalah yang terjadi disana, bahkan beberapa koleksi pun sempat dijual kepada kolektor untuk menutupi biaya operasional selama ini. Bukankah semua yang ada disana adalah aset berharga negara? lalu kemana pemerintah, pengurus sempat mengajukan masalah ini kepada walikota Solo pada saat itu Bapak Joko Widodo, dan bak gayung bersambut Jokowi pun merespon baik laporan tersebut, bahkan jokowi siap melakukan apa saja untuk membantu, bahkan kalau perlu dicarikan rekan bisnis, rencananya pada saat itu tanah luas yang berada pada sekitar lokananta akan disewakan untuk pihak ketiga, untuk dibangun rumah sakit, sekolah atau hotel, "yang penting bukan untuk dijadikan mall", tutur jokowi pada saat itu. namun belum sempat keinginannya itu terealisasi Jokowi keburu naik pangkat menjadi Gubernur DKI jakarta, namun harapan yang sama tetap ada untuk penerus Jokowi saat ini, untuk peduli kepada Lokananta.
Koleksi-koleksi itu masih dalam kondisi baik, meskipun koleksi-koleksi tersebut dirawat dan disimpan dengan peralatan yang seadanya. Lokananta seperti terlupakan sebagai bagian dari sejarah, padahal jika tidaka ada Lokananta mungkin kita tidak bisa mengenal karya-karya besar Ismail Marzuki, Gesang, Titiek puspa dll, yang merupakan awal mula musisi-musisi kita berkarier, dan gue berfikir kalau tidak ada lokananta apa mungkin industri musik kita akan seperti ini, mungkin alasan itu pula lah yang mendorong salah satu musisi terbaik kita Glen Fredly untuk membuat CD bertajuk Glenn Fredly and the bakucakar live at Lokananta. Kegiatan mereka untuk merekam di studio itu kemudian dijual bebas agar para pendengarnya mau peduli akan keberadaan studio legendaris itu. Ternyata tidak hanya Glenn ternyata musisi yang menunjukan kepeduliannya kepada studio bersejarah ini, tercatat beberapa band seperti Sheila On7, White Shoes And The Couples Company juga menggunakan studio ini. Meraka umumnya memuji sangat memuji performa Studio ini, bahkan mereka pun mengatakan jika akan membuat album berikutnya nanti mereka puntak segan merekam nya di studio ini.
Setelah menonton dan kepo tentang Lokananta pun gue jadi tau dan sadar mengapa begitu besar kepedulian musisi-musisi besar tanah air ini, ya ditengah hingar bingar dan kemajuan musik indonesia sekarang ini kita seakan lupa dengan karya-karya besar para musisi kita terdahulu, yang karya nya memang luar biasa, Acara-acara musik yang memang baik untuk kelangsungan musik tanah air namun acara musik yang ada sekarang lebih bersifat entertaint dan kurang memperhatikan nilai-nilai budaya yang jika dibuat semenarik mungkin bukan tidak mungkin banyak anak bangsa yang lebih peduli kepada musik tanah air bukan korea, ehhh....
kutipan dari jflow, salah satu musisi yang mengisi acara rumah musik indonesia
Yah semoga saja dengan adanya acara ini menjadi pembuka bagi musisi, media dan pemerintah dalam hal ini untuk membesarkan musik indonesia, karena dengan musik sama seperti olahraga yang bisa mendongkrak nama bangsa, membesarkan dan mempromosikan nama bangsa, karena banyak sekali keuntungan yang bisa diraih dari musik, contohlah korea yang didukung penuh untuk membesarkan musik dan budaya kepada dunia, mereka bangga jelas, nama korea melejit karena musik. dan saya rasa indonesia pun bisa melakukan itu andai pemerintah mau ikut turut serta.
sumber: www.okezone.com, www.jpnn.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar