Jumat, 18 Januari 2013

Aal izz Well... Pandeglang III (end)


Sore itu setelah bangun tidur Risvan,  ngajakin kita untuk lihat sunset, waah semangat pasti langsung pada siap-siap deh, tapi masalahnya kita mau ke pantai mana? dia sih awalnya ngajakin ke carita aja, tapi terakhir dia juga sempet nawarin Karang Bolong, tempat terakhir belum pernah kita kunjungin selama disini, setelah berunding akhirnya kita tentukan liat sunsetnya ke Karang Bolong. kata si risvan sih ga terlalu jauh dari sini (Jiput). Oke kita langsung cus kesana, kita jalan waktu itu dari rumah sekitar jam setengah 5 sore, tapi ditengah jalan Risvan kaya berunah pikiran dan ngusulin untuk ke pantai terdekat aja, karena takutnya ga sempet liat sunset kalo kita maksain kesana, tapi ya karena kita ngebet banget pengen tau Karang Bolong, jadi deh kita lanjutin perjalanan ke sana, sepanjang perjalanan, yang kita lalui itu pantai dan pantai kebayang deh kerennya gimana, gue jadi penasaran sama pemandangan di tiap jalan yang kita lewatin, gue mau liat posisi kita saat ini pake GPS, tapi sayang provider seluler yang gue pake ga dapet sinyal 3G disana, sehingga menyulitkan konektivitas, akhirnya kita sampe juga di Karang Bolong walaupun udah hampir malam kita sampe sana, jadi ga sempet juga lihat indahnya Sunset, tapi tak apalah rasa penasaran kita akan tempat ini lebih tinggi dibandingkan dengan rasa ingin sekedar menikmati sunset, harga parkir motor disana sebenarnya terbilang murah bahkan saat Liburan sekalipun, saat itu kita dikenakan tarif Rp. 10.000 per motor, itu pun kita seperti membayar jasa seorang warga setempat untuk menjaga motor kami. Sampe disana tentu tujuan utama kita adalah lihat langsung bentuk Karang Bolongnya, Karang yang terbentuk karena proses alam.

yeaah..


Menjelang Petang..
Gak lama juga kita disana karena hari yang udah mulai gelap, air lautnya juga lagi pasang, cukup bahaya juga kalo terlalu lama kita main disana, maka setelah puas main disana kita putusin untuk cari mushola dan sholat magrib, setelah itu kita kembali pulang, hari pertama yang cukup melelahkan, di perjalanan pulang kita sempat mampir di apotik untuk beli obat karena si baday terserang flu, tapi perjalanan pulang agak tersendat karena motor yang dipake tyo bermasalah, katanya sih, listriknya bermasalah, dan itu motor mogok ditempat yang tepat karena saat didorong beberapa saat, kita udah nemu bengkel, tapi saat ditanya tentang masalah listrik abangnya bilang kurang paham, kitasempet khawatir, karena saat itu lagi keadaan hujan, tapi karena kita udah terlanjur berhenti disana jadi ya sekalian aja coba dibenerin sendiri, kebetulan tyo ini paham banget masalah yang sering timbul di motornya, "Kita butuh toolsnya nih buat bongkar dan semoga spare partnya juga ada" kat tyo, jadilah kita montir dadakan yang masing-masing punya tugas sendiri-sendiri, dari yang paling cemen yaitu gue yang tugasnya ngambilin peralatan yang tyo butuhin, dan si baday juga ga kalah cemennya sama gue, dia bantu penerangan dengan nyenterin lampu make lampu flash yang ada di HPnya, sampe Risvan yang agak lebih berguna pada saat itu, dia bantu bongkar-pasang sama tyo, dan entah kita juga harus bersyukur kali ini, karena bengkel yang kebetulan kita datengin ini sebenernya agak kurang meyakinkan untuk menyediakan spare part listrik motor, tapi alhamdulillah yang kita butuhkan ternyata ada semua dibengkel ini..


jadi  montir dadakan..


sesampainya di rumah kita langsung istirahat, namun tidak untuk tyo sebelum tidur dia masih seneng nyanyi, dan kali ini yang denger dia nyayi ga cuma gue, tapi risvan dan badai juga ikut merasakan penderitaan yang gue rasakansebelumnya -_______-"
Keesokan harinya setelah subuhan kira-kira jam 06.00, si Risvan ngajakin keluar dan nikmatin pemandangan disekitar rumahnya, kita maen-maen ke daerah sungai, emang beda banget sungai disini, airnya deres, banyak batu kalinya, gue sempet mikir mungkin kalo agak lebar dan tinggian dikit bisa kali ya sungai ini dibuat rafting. hahaha....


Beda banget sama sungai di kota
Setelah puas main-main di sungai kita kembali ke rumah, ternyata alam kurang bersahabat dengan kita hari ini sekembalinya dari sungai tadi hujan memang belum berhenti sampai siang dan merubah rencana kita yang seharusnya melanjutkan petualangan ke Pantai Tanjung Lesung, dan memang juga kondisi kesehatan salah satu teman kita juga sedang tidak fit untuk diajak jalan akhirnya gue, risvan, dan tyo memutuskan untuk sekedar melihat-lihat foto-foto yang sudah kita ambil sejauh ini, dan gue inget gue bawa flashdisk yang berisi film ada beberapa film tapi yang kita tonton bersama saat itu adalah 3 idiots, 3 idiots adalah film india tahun 2009 yang berkisah perjuangan 3 orang sahabat yang berjuang untuk lulus kuliah dan sukses di Universitas terkemuka India, Film ini bergenre Drama Komedi dan dari film ini sendiri banyak sekali pengalaman yang bisa kita dapat, bahkan karena ada ucapan dari ketiga sahabat ini yang kami ingat dan gue jadiin judul di cerita ini

Aal izz well...
Aal izz well atau dalam bahasa indonesia berarti semua akan baik-baik saja, yang dalam film ini sering sekali diucapkan seperti ucapan keberuntungan, sekitar 2 jam lebih kita nonton film ini, dan hari pun sudah sore, hari kedua yang tadinya kami rencanakan untuk pergi ke Pantai Tanjung Lesung pun akhirnya gagal, dan akhirnya kami putuskan untuk bersilaturahmi dengan guru risvan disana baday yang kondisinya sudah membaik pun ikut kesana, Risvan memanggilnya dengan sebutan abah, jadi ya sebagai follower yang baik kita juga ikutin dia manggil abah, ada hal unik yang gue inget disana karena si abah yang udah kenalan sama gue, entah dia lupa atau emang ingetnyanya itu, nama gue dipanggil "IDIN" sama si abah, dan temen gue kayak seneng aja gitu gue dipanggil dengan nama itu, Kita disana ga terlalu lama karena setelah ashar kita mutusin untuk pulang, keesokan harinya kita yang emang udah merencanakan untuk bermalam tahun baru di pantai caria pun, terancam gagal karena hujan yang mengguyur kota ini dari pagi hingga siang belum juga berhenti, tapi alhamdulillah menjelang sore hujan pun berhenti, maka seperti rencana kita sebelumnya, kita akan pergi ke pantai carita. Setelah sholat ashar kita bergegas untuk ke pantai carita, untuk sekalian bermalam tahun baru disana Risvan sudah menghubungi saudaranya yang tinggal tidak jauh dari pantai carita, sesampainya disana gue dihadapkan dengan keramaian yang tidak seperti biasanya, iya udah dua kali gue ke Carita tapi ga pernah serame ini sebelumnya, tapi wajar si ya karena yang gue liat di parkiran itu di dominasi sama plat "B", "A", bahkan "F", tapi tak apalah yang penting kita tetep bisa masuk kesini.

Ramainya Carita

Kesalahan kita maen ke pantai kali ini adalah ga bawa salin, jadi setelah selesai maen di pantai, kita harus rela basah-basahan, make celana yang di pake di pantai tadi, dan harus tahan juga ngerasain si "adek" kisut dingin-dinginan didalem sempak basah -________-"
Rencana awal sih ya, kita mau tungguin malam pergantian tahun disana tapi sejak habis maghrib hujan deras terus mengguyur ini pantai, dan gue juga udah ngerasa males karena ini pantai udah rame banget, ampe susah mau jalan juga, parkiran penuh banget sama mobil dan bus, dan di pinggiran pantai, orang-orang yang mau ngerayain tahun baruan disana pada nyewa tenda-tenda jadi agak mengganggu pemandangannya, yang bikin kita ga tahan juga itu dingin, karena kita ga bawasalin, alhasil kita berempat mutusin untuk pulang aja kerumah meskipun dalam kondisi ujan, dan kita juga ga bawa mantel jadilah tambah dingin, sepanjang jalan yang gue lihat disana banyak banget anak-anak muda yang pada siap ngerayain malam pergantian tahun, dijalan mereka maenin gas motornya dan menghasilkan suara yang lumayan bising, sangat ramai mereka seolah tak peduli denga kondisi cuaca yang sedang hujan saat itu, mungkin karena mereka telah larut dengan euforia tahun baru saat itu, ga cuma disana dijakarta pun gue pernah ngeliat hal kaya gitu. 
Diperjalan pulang kita juga sempet neduh dijalan dengan harapan hujan bisa berhenti, tapi sepertinya hujan akan awet ini mah, kita lanjut jalan nekat nerjang ujan yang malem itu lumayan deres, dan sebelum sampe rumah gue sama tyo sempetin untuk beli bubur ketan hitam, dan jamu tolak angin dulu, sampe rumah gue langsung ke toilet karena udah ga tahan kebelet dari tadi. Iya kita emang gagal tahun baruan di pantai tapi tak apalah, yang penting kita tetep seneng, bahkan sebelum tidur kita sempet becanda dulu, tapi mungkin agak berlebihan sehingga bapaknya risvan meminta kita untuk mengurangi volume suara..ahh jadi ga enak ditegur gitu, akhirnya kita hanya bisa mendengar riuhnya petasan dan kembang api tahun baru dirumah, tapi tak apalah toh kita tetep seneng kok..besok kita harus siap-siap pulang setelah liburan selama 4 hari 3 malam.

Tapi pagi itu tidak seperti biasanya, kita dibangunkan oleh suara orang yang mengetuk pintu dan mengucapkan salam, kita yang tidur dekat pintu depan jadi terbangun mendengar orang mengetuk pintu tersebut, saat itu kira-kira sekitar jam 5 pagi, tyo yang pertama bangun dan membukakan pintunya, terdengar orang itu menyampaikan pesan kalau ada berita duka, tapi karena dia make bahasa sunda jadi gue kurang ngerti, orang itu bawa surat yang ditujukan ke bapaknya risvan yang merupakan ketua mesjid setempat, dan kita diperlihatkan suratnya, yang bikin kita takjub itu surat ditulis make tulisan arab gundul, wah ga ngerti juga gue artinya, tapi paham lah maksudnya. dan kata bapaknya Risvan yang meninggal itu masih keluarga mereka, yaitu mamangnya risvan, dan kita yang sebelumnya merencanakan untuk pulang setelah subuh pun, akhirnya menunda kepulangan kita jadi agak siangan karena berita duka tersebut, iya risvan harus mengantarkan kedua orang tuanya pergi melayat. 
Risvan selesai melayat, dan kita sudah harus bersiap pulang, setelah sarapan kita pamit sungkem ke keluarganya risvan, kedua orang tua, minus kakaknya yang saat itu belum pulang karena merayakan tahun baru bersama pacarnya di Cilegon, agak sedih juga karena saat kita pamit bapaknya risvan sempat kasih pesan ke kita, "Jangan sungkan untuk kembali kesini, jaga silaturahmi ya ,walaupun kalian sudah lulus", gue yang denger itu agak terharu dan minjem bajunya tyo buat ngelap air mata..haaahhh jadi inget 4 hari yang lalu saat pertama kali datang, iya saat kita berpisah kita pasti diingatkan dengan awal perjumpaan.  

Terima kasih banget untuk keluarganya risvan yang udah nerima kami selama disana.. 
Terima kasih pandeglang untuk pengalaman yang tidak terlupakan..
Terima kasih Banten atas keramahan nya..

We"ll gonna miss you..

Aal Izz Well...Pandeglang..

End..
    

  







   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar